Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) – Berdasarkan data dari Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Bantul, sepanjang tahun 2015 terdapat 119 perkara pengajuan dispensasi nikah. Dispensasi nikah diperlukan karena calon pasangan nikah berumur dibawah 16 tahun (bagi perempuan) dan 18 tahun (bagi laki-laki). Hampir seluruh pelaku pernikahan dini disebabkan kehamilan tidak diinginkan, Dan yang memprihatinkan mereka pelajar dari tingkat SLTP sampai SLTA. Fakta ini menunjukkan bahwa remaja belum atau tidak memahami kesehatan reproduksi. Hal ini berakibat mereka tidak mampu bersikap dan berperilaku secara bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi.
Dalam rangka menekan terjadinya pernikahan dini sekaligus melaksanakan program pendewasaan usia perkawinan (PUP), Bimbingan Konseling (BK) MAN 3 Bantul bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKBPMD) Kabupaten Bantul melaksanakan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) tentang Kesehatan Reproduksi (Kespro) remaja bagi siswa MAN 3 Bantul, Rabu (31/1) jam 09.00 s/d 11.00 di aula madrasah.Kegiatan diikuti diikuti 78 siswa perwakilan kelas X dan XI dengan nara sumber Tri Winarni SKM, Sri Rahayu dan Sri Suwarni dari DPPKBPMD Kabupaten Bantul.
Dalam sambutan pembukaan kepala madrasah In Amullah MA menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran nara sumber dan juga kerjasama yang telah terjalin. In Amullah berharap kerjasama yang telah terjalin selama ini akan terus berlanjut dan berkembang dalam kegiatan lainnya. “Saya mengapresiasi dan sangat mendukung kegiatan ini. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja ini sangat penting mengingat siswa siswi merupakan usia remaja yang masih riskan terpengaruh oleh lingkungan maupun media sosial yang sudah mewabah di era sekarang ini. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat insya Allah mampu membentengi mereka dari pengaruh pergaulan yang tidak baik.” tegasnya.
Dalam ceramahnya Winarni memaparkan tentang reproduksi remaja dengan diawali tentang etika pergaulan remaja dan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi, Dampak psikhis maupun fisik yang terjadi akibat perkawinan muda juga dipaparkan Winarni secara detail dan lengkap. Winarni menyampaikan paparan dengan mengitkan kedalam pergaulan remaja sehari hari seghingga peserta tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Dengan paparan dan penjelasan yang tepat diharapkan mampu mengendalikan pernikahan muda, menghindari pergaulan bebas dan secara langsung memotivasi siswa untuk melanjutkan study setelah lulus nantinya.
Sementara itu menurut tim BK, Arief Rachman Anzaruddin SPd mengatakan sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja ini sangatlah penting disampaikan karena kemungkinan besar masih banyak remaja yang belum mengerti dan memahami tentang pergaulan remaja dan kesehatan reproduksi. Program tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan melalui kerjasama madrasah dan DPPKBPMD setiap tahun. (lif)