Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3) – Seiring maraknya pergaulan bebas di era milenia ini, banyak kasus yang tidak diinginkan yang terjadi dalam kehidupan remaja, diantaranya terjadinya pernikahan dini. Hampir seluruh pelaku pernikahan dini disebabkan kehamilan tidak diinginkan, Dan yang memprihatinkan mereka pelajar dari tingkat SLTP sampai SLTA. Fakta ini menunjukkan bahwa remaja belum atau tidak memahami kesehatan reproduksi. Hal ini berakibat mereka tidak mampu bersikap dan berperilaku secara bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi.
Dalam rangka menekan terjadinya pernikahan dini sekaligus melaksanakan program pendewasaan usia perkawinan (PUP), MAN 3 Bantul mengirimkan 3 siswa, Muhammad Miftakhul Khasani (XI Bahasa), Jasmine Nurdiani Haseenah Lewinsky (XII Bahasa) dan Novita Ayu Lailatus Siyam (XII IPS 1) untuk mengikuti program Bimbingan Perkawinan Bagi Remaja Usia Nikah dan Generasi Berencana yang diselenggarakan Kanwil Kemenag DIY. Kegiatan yang diikuti perwakilan siswa SMA, MA dan SMK dari seluruh DIY tersebut, diselenggarakan di Prime plaza Hotel, Jl Affandi Gejayan Mrican Depok Sleman Yogyakarta, Senin (29/7).
Materi yang disampaikan meliputi Langkah progresif pemerintah dalam pencegahan perkawinan anak, Fenomena tingginya angka perceraian dan solusinya serta motivasi menuju sukses. Hadir sebagai nara sumber dalam materi Road to Success, RUA Zainal Fanani MM Pr NLP. Zainal memaparkan pentingnya mengetahui strategi dan jurus tepat dalam upaya meraih sukses.
“Berani bermimpi dan fokus kepada tujuan yang akan diraih merupakan kunci dalam meraih kesuksesan,” tegasnya. Ditambahkan pula tentang pentingnya mengetahui potensi yang dimiliki serta upaya maksimal dalam mengembangkan potensi tersebut. Menggunakan waktu dengan kegiatan bermanfaat dan mendukung tercapainya mimpi juga menjadi hal penting yang harus dilakukan.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan Deklarasi Pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta. 5 hal yang mereka deklarasikan meliputi tekad untuk bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu, menaati norma agama, hukum, tata karma dalam pergaulan, menolak paham radikalisme, terorisme, komunisme dan sekularisme, tidak menikah di usia dini serta tidak akan melakukan pergaulan bebas dan tidak melakukan tindakan penyalahgunaan narkoba serta perbuatan tercela lainnya.
Menurut Jasmine ketika ditemui seusai mengikuti kegiatan mengatakan rasa senang dan bersyukur, karena dengan mengikuti kegiatan tersebut drinya menjadi tahu tentang pentingnya memahami perkembangan jiwa remaja termasuk cara tepat menjalani masa remaja agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang tidak sesuai dengan norma agama maupun norma sosial. “Pengalaman ini sangat bermanfat dan akan kami sosialisasikan juga kepada teman teman lainnya yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan serupa,” terangnya. (lif)