Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) - Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI), salah satu proyek besar Kementerian Agama untuk menjaga kualitas pendidikan madrasah dari aspek mutu lulusan telah dua kali dilaksanakan. Tahun ini Kementerian Agama melalui proyek REP-MEQR Komponen 2 menunjuk 408 madrasah sebagai tempat uji validasi dan keterbacaan instrumen AKMI. MAN 3 Bantul adalah satu dari tiga madrasah DIY yang ditunjuk mengikuti Uji Keterbacaan Instrumen.
Tim AKMI menghubungi Kepala MAN 3 Bantul untuk memberitahu dan meminta dukungan SDM serta sarana.
Kepala MAN 3 Bantul, Syamsul Huda menyatakan siap mendukung persiapan AKMI dengan menyediakan tenaga dan sarana untuk pelaksanaan Uji Keterbacaan. "Saya mendukung penuh kesuksesan AKMI 2023, dan langsung meminta Kepala Laboratorium (Kalab) Komputer MAN 3 Bantul untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan demi terlaksananya kegiatan tersebut", tandas Huda.
Selain menghubungi kepala madrasah, Tim AKMI juga berkoordinasi dengan Kalab Komputer MAN 3 Bantul, Evi Effrisanti yang akan bertindak sebagai admin madrasah dalam Uji Keterbacaan tersebut. Dalam rapat koordinasi itu disepakati hal-hal teknis seperti tanggal dan jam pelaksanaan, sarana yang harus disediakan, jumlah dan cara pemilihan peserta, serta tempat uji instrumen.
Menindaklanjuti rapat koordinasi dengan tim AKMI dan dalam rangka melaksanakan amanat kepala madrasah, Kalab Komputer MAN 3 Bantul segera memilih 30 siswa peserta secara acak proporsional. Siswa yang telah terpilih lalu dikumpulkan untuk mendapat Sosialisasi Uji Keterbacaan Instrumen AKMI di Laboratorium Komputer, Rabu (23/8) . Evi menyampaikan informasi umum tentang apa itu AKMI, mengapa harus ada kegiatan Uji Keterbacaan dan apa saja tugas siswa peserta uji keterbacaan. Evi juga meminta seluruh siswa yang terpilih agar mengikuti kegiatan dengan serius, mengikuti petunjuk tim AKMI dengan tertib, dan menjaga kerahasiaan soal yang diuji. Dalam kesempatan pemberian arahan tersebut, 2 siswa secara sukarela mengajukan diri membawa laptop pribadi, dan 2 siswa lain menggunakan HP. Hal ini sesuai dengan permintaan tim AKMI yang menghendaki agar 26 siswa menguji soal dengan PC, 2 siswa dengan laptop, dan 2 siswa dengan HP. (eve/sal)