Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) – Guru memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar siswa sangat ditentukan oleh proses mengajar guru. Hal ini menunjukkan kualitas guru sangat diperlukan dalam proses pendidikan dan pengajaran sehingga guru perlu untuk senantiasa mengembangkan diri. Menjawab kebutuhan guru untuk senantiasa melakukan pengembangan diri ini, Guru Bahasa Indonesia MAN 3 Bantul, Sumiyati, S.Pd., M.A., Ris Mulyati S.M., S.Pd., Abban Said, S.Pd., dan Nur Salamah, S.S. M.Li. aktif mengikuti pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA Bantul. Setiap pertemuan membahas materi yang beragam sehingga dapat semakin memperkaya guru MAN 3 Bantul dalam proses mengajar. Kegiatan ini juga diikuti oleh guru Bahasa Indonesia SMA/MA se-Bantul.
Menutup Agustus 2023, pertemuan MGMP Bahasa Indonesia SMA/MA Bantul mengangkat tema Pembacaan Monolog. Pelatihan Pembacaan Monolog ini digelar di SMA N 2 Bantul, Selasa (29/8/2023). Monolog merupakan salah satu karya sastra yang diajarkan bagi siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, monolog juga sering diangkat menjadi ajang perlombaan.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini ialah Evi Idawati. Evi Idawati adalah seorang seniman dengan segudang karya yang telah dipublikasikan. Salah satunya dalam seni pertunjukan.
Evi memberikan materi tentang monolog dengan sangat detail dan menarik. Menurut Evi mengajarkan monolog tidak hanya sekedar untuk menjadikan anak dapat memerankannya. Melainkan lebih dalam lagi, pengajaran monolog dapat menggali potensi siswa sehingga anak dapat memanfaatkan untuk masa depannya.
Lebih lanjut, Evi menjelaskan dalam pembacaan monolog terdapat tiga hal pokok yang perlu mendapat perhatian. “Pembacaan Monolog dipengaruhi oleh beberapa hal yang sangat menetukan bentuk monolog, diantaranya naskah, keaktoran, dan penyutradaraan. Sebuah naskah monolog dapat menjadi cerita komedi, tragedi, elegi tergantung dari hal tersebut,” papar Evi.
Evi menjelaskan disertai dengan praktik secara langsung. Guru diminta untuk maju ke depan dan memperagakan monolog. Selanjutnya, secara bergantian guru membacakan naskah monolog dengan panduan Evi. Antusiasme guru sangat terasa dari semangatnya dalam membaca teks monolog. Guru juga aktif bertanya tentang materi yang dibawakan sehingga diskusi hangat tercipta.
Di akhir pemaparan Evi menegaskan hal penting yang perlu dibentuk dalam pengajaran monolog kepada siswa. “Selain pengembangan potensi, karakter dan adab sangat penting untuk dibentuk dalam diri siswa. Karakter dan adab ini yang akan membentuk jati diri siswa,” pungkas Evi. (sal)