Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) - Salah satu penyakit guru tak terkecuali Guru dan Tenaga Kependidikan (tendik) MAN 3 Bantul adalah berhenti belajar karena menganggap dirinya sudah sangat ahli di mata pelajaran yang diampunya. Padahal seharusnya seorang guru tidak boleh berhenti menuntut ilmu. Menuntut ilmu tidak ada batas akhirnya, karena kewajiban ini berlaku sejak dari ayunan ibu hingga liang lahat. Gus Mus pernah menulis dalam akun Twitternya bahwa seseorang akan selalu pandai selagi terus belajar. Bila dia berhenti belajar karena menganggap dirinya sudah pandai, mulailah dia bodoh.
Demikian kritik tajam yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Nasir, M.Pd.I.,selaku penceramah pada pengajian keluarga besar civitas ademika MAN 3 Bantul “Guyub Rukun” (Sabtu, 22/7/2023). Pengajian yang bertempat di rumah salah satu tendik MAN 3 Bantul, Hj. Salimah, di Singosaren Wukirsari Imogiri ini berjalan sukses. Pengajian dihadiri hampir 95 persen guru dan tendik beserta keluarga.
Hadirin terlihat antusias mendengarkan ceramah dai muda yang juga pernah menjabat kepala madrasah di sebuah MTs Swasta di Yogyakarta. “Guru haruslah bersikap lembut terhadap peserta didik. Sangat tidak dianjurkan guru bersikap keras, apalagi kejam terhadap para muridnya sebab hal ini akan berpengaruh terhadap perilaku mereka. Seringkali murid tidak berani jujur dengan mengatakan apa adanya ketika guru sangat keras terhadap mereka yang bersalah. Akibatnya mereka memilih berbohong agar selamat dari kemarahan guru.” Kata Nasir dengan berapi-api.
Kepala MAN 3 Bantul, Drs.H. Syamsul Huda, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwasanya setidaknya seperti disabdakan Rasulullah saw, ada dua manfaat yang kita peroleh dengan menjalin silaturahim pada pengajian keluarga ini, pertama, akan dimudahkan rezekinya dan kedua, akan dipanjangkan umurnya. Tak lupa beliau juga mengucapkan banyak terima kasih atas terselenggaranya pengajian ini dan partisipasi aktif dari bapak ibu guru dan tenaga kependidikan, terutama panitia.
Syamsul Huda juga menegaskan kembali mengapa pengajian keluarga ini dinamakan “Guyub Rukun”. Paguyuban adalah perkumpulan yang bersifat kekeluargaan dan didirikan oleh orang-orang yang sepaham untuk membina persatuan di antara para anggotanya. Sementara kerukunan merupakan sikap yang harus dijaga untuk tidak saling bermusuhan, saling menjaga satu sama lain, tolong menolong, dan toleransi antar sesama. Untuk itu, pengajian keluarga MAN 3 Bantul diberi nama “Guyub Rukun” supaya ada keterjalinan hubungan dan interaksi sosial yang harmonis antar keluarga besar MAN 3 Bantul.
Pengajian keluarga ini semakin semarak lagi dengan adanya undian hadiah hadir. Sorak dan tepuk tangan mengiringi nama-nama yang beruntung dipanggil panitia. Seketika suasana menjadi hening sejenak, saat pada kesempatan ini, Hj Salimah, selaku tuan rumah juga menyampaikan kata pamit dan undur diri dari tendik MAN 3 Bantul, karena tepat di akhir bulan Juli ini beliau sudah memasuki masa purna tugas. Hadirinpun mendoakan semoga beliau selalu sehat dan dapat melanjutkan berjuang di masyarakat dengan hati yang nyaman dan gembira. Pengajian pun diakhiri dengan makan bersama. (chr).