Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) - Untuk meningkatkan kemampuan aktif berbicara bahasa Arab peserta didik, MAN 3 Bantul berencana membentuk dan memaksimalkan lingkungan bahasa (biiah lughawiyyah) tidak hanya sebatas di lingkungan formal dalam arti di kelas atau di laboratorium, tetapi juga di lingkungan informal, yakni lingkungan yang berada di luar kelas. Untuk itu, guru Bahasa Arab perlu menimba ilmu lebih dalam tentang hal itu kepada MA yang lebih berpengalaman dan telah diakui kredibilitasnya secara nasional maupun internasional. Demikian dikatakan oleh Drs. Syamsul Huda, M.Pd.I selaku Kamad MAN 3 Bantul saat memberikan surat tugas kepada dua orang guru Bahasa Arab, yakni Choir Rosyidi, S.S., M.Pd.I. dan Muhammad Nuaim, S.Pd.I. untuk mengikuti studi tiru di MA Unggulan KH Abd. Wahab Chasbulloh (MAUWH) Tambakberas Jombang Jawa Timur.
Studi tiru yang dilabeli dengan istilah rihlah ilmiah ini sendiri diinisiasi oleh Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Arab Madrasah Aliyah Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (23/1/2023). Ketua MGMP Bahasa Arab, Badruddin, S.Ag. mengatakan bahwa menciptakan lingkungan Bahasa Arab di madrasah adalah sebuah keniscayaan bila menginginkan peserta didiknya cakap berbahasa Arab. Untuk itu, MGMP Bahasa Arab DIY bersepakat untuk berguru langsung ke MAUWH Tambak Beras Jombang Jawa Timur. Adapun tema yang diusung adalah "Strategi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pembentukan Bi’ah Lughawiyyah di MAUWH Tambakberas Jombang".
Tercatat ada 48 guru Bahasa Arab MA se-Diy yang mengikuti acara tersebut. Rombongan diterima dengan penuh kehangatan oleh Kepala MAUWH, Faizun, M.Pd. beserta waka, staf pimpinan, dan dewan guru. Bahkan Ketua Yayasan Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Dr. KH. M. Wafiyul Ahdi, yang lebih akrab dipanggil Gus Wafi berkenan menyambut kehadiran rombongan guru Bahasa Arab se-DIY ini.
Dalam sambutannya, Gus Wafi mengatakan bahwa MAUWH ini termasuk dari 9 SLTA yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. MAUWH ini memang dibranding agar peserta didiknya mempunyai kelebihan di dalam berbahasa Arab dan Inggris baik aktif maupun pasif. Khusus untuk berbahasa Arab, MAUWH ini juga menggandeng UIN Malang guna menggembleng guru-gurunya dan pengadaan perangkat pembelajarannya. Yang menjadi istimewa di MAUWH ini tidak hanya guru Bahasa Arab saja yang harus berbahasa Arab dengan peserta didiknya, tetapi semua guru diwajibkan untuk belajar Bahasa Arab dan ditunutut untuk bisa mengimbangi berbicara Bahasa Arab dengan para peserta didik. Dengan sistem pembiasaan seperti ini, pada gilirannya output dari MA ini banyak yang menembus bangku perkuliahan di tingkat internasional. Tercatat banyak yang di Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat, Yaman, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.
Diskusi peserta MGMP Bahasa Arab DIY dengan pihak MAUWH berjalan dengan khaidmah, tetapi meriah, penuh canda dan ceria. Lebih-lebih Faizun, M.Pd. selaku Kepala Madrasah MAUWH, dalam menjawab setiap pertanyaan memakai gaya yang humoris dan menghentak-hentak, sehingga suasana menjadi hangat dan hidup.
Rombongan studi tiru MGMP Bahasa Arab DIY melengkapi kunjungannya dengan berziyarah ke Makam KH Wahab Chasbulloh Tambak Beras, makam KH Abdurrahman Wahid Tebu Ireng, dan makam Sunan Ampel Surabaya.
“Studi tiru di MAUWH ini memang sangat menyenangkan. Apalagi sebelum rombongan diterima di aula MAUWH, kami diperlihatkan para siswa secara berkelompok menghafalkan kosa kata dan sekaligus menderivasikan kata kerja secara bersahutan dan penuh semangat. Ini dilakukan 15 menit sebelum pelajaran setiap harinya. Inilah PR bagi kami, bisakah kami menerapkannya di MAN 3 Bantul? “ kata Muhammad Nuaim sewaktu diwawancarai sepulang dari studi tiru. (chr)