Administrator
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) - Masyarakat Indonesia memiliki keragaman agama, etnis, bahasa, budaya,dan status sosial. Keragaman dapat menjadi ”integrating force” yang mengikat kemasyarakatan namun dapat menjadi penyebab terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan antar nilai-nilai hidup. Oleh sebab itu, moderasi beragama sangat tepat sekali diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama pada masyarakat yang multikultural.
Moderasi beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap ‘tenggang rasa’, sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling memahami satu sama lain yang berbeda dengan kita. Moderasi beragama tidak berarti bahwa mencampuradukkan kebenaran dan menghilangkan jati diri masing-masing.
Lingkungan pendidikan,salah satunya madrasah menjadi lingkungan yang sangat penting untuk menumbuhkan sikap moderat. Sebagai upaya penguatan sikap moderat, kepala MAN 3 Bantul mengikuti Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Di Wilayah Kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang di Pusat Pelayanan Haji dan Umroh Terpadu (PLHUT) Bantul, 16-23 Januari 2023.
Kepala madrasah, Drs. Syamsul Huda, M.Pd. mengungkapkan materi yang disampaikan dalam pelatihan sangat menarik dan dapat memperdalam ilmu tentang moderasi beragama.
“Alhamdulillah Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan (BDK) Semarang berjalan lancar. Materi dan metode yang disampaikan sangat menarik. Dalam pelatihan ini juga dihadirkan para ahli sehingga semakin memperdalam pemahaman peserta diklat. Melalui pelatihan ini saya mendapatkan tambahan ilmu dan mengerti akan perbedaan yang merupakan sunatullah. Terima kasih kepada Bapak Ibu panitia dan widyaiswara dari BDK Semarang. Ilmu yang telah didapatkan selanjutnya dapat diimplementasikan di madrasah,” ungkap Huda. (sal)