Abban Said
Kontributor
Bantul (MAN 3 Bantul) - MAN 3 Bantul mengadakan kegiatan bertajuk "Workshop Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta". Kegiatan diselenggarakan di aula Kamis (4/9/2025). Worrkshop menghadirkan narasumber praktisi pendidikan Kusworo dan Anita Isdarmini. Workshop diikuti seluruh guru MAN 3 Bantul.
Kegiatan dibuka oleh pembawa acara pukul 08.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, menyanyikan Indonesia Raya, dan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama. Acara berlanjut dengan sambutan-sambutan. Kepala MAN 3 Bantul menjadi yang pertama menyampaikan sambutan.
Kepala MAN 3 Bantul, Suyanto menyampaikan tentang Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Suyanto mengungkapkan bahwa cinta menjadi ruh dalam pendidiikan. "Cinta merupakan ruh dan mahabah yang perlu ditanamkan dalam pendidikan," ucap Suyanto. Kepala madrasah juga mengajak untuk mengimplementasikan cinta dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul, Muntholib memberikan sambutan yang kedua. Muntholib berharap MAN 3 Bantul menjadi madrasah unggul yang ada di Bantul. "MAN 3 Bantul menjadi madrasah unggul dalam bidang akademik," ungkapnya. Muntholib mengajak madrasah berinovasi agar bisa bersaing secara global dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045. "Kompetisi meningkat dari tahun ke tahun. Madrasah harus bersinergi dan berinovasi baik di dalam pembelajaran maupun manajemennya," ujarnya.
Pada acara inti, Kusworo menyampaikan pentingnya pendidikan dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Praktisi pendidikan yang juga Ketua Yayasan Masjid Syuhada ini mengungkapkan bahwa guru merupakan jantung pendidikan. "Jantung pendidikan yaitu guru. Tugas kepala madrasah memastikan 'jantung' bekerja dengan baik," tegas Kisworo. Guru juga diharapkan mampu menguasai dan menyesuaikan kondisi kelas. "Insfrastruktur sebagus apapun tidak ada artinya kalau gurunya belum profesional. Guru punya peran lebih kuat dibandingkan kepala madrasah dan kepala dinas pendidikan. Maka guru pelru menyesuaikan diri dengan kondisi kelas," tandasnya.
Pemateri kedua, Anita Isdarmini menjelaskan tentang KBC yang mesti diimplementasikan ke dalam pembelajaran baik disampaikan kepada siswa secara langsung maupun tidak. Proses cinta perlu ditumbuhkan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Sub Koordinator Kurikulum dan Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag DIY tersebut menyinggung tentang Tes Kompetensi Akademik (TKA).
"TKA digunakan sebagai penilaian standar nasional," ucap Anita. "TKA bisa digunakan untuk mendaftar perguruan tinggi. TKA berbeda dengan Asesmen Nasional Benrbasis Komputer (ANBK). TKA bukan tes literasi melainkan kognitif," ulasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Beberapa guru menyampaikan berbagai pertanyaan. Pertanyaan dijawab oleh narasumber dengan tengkas. Kegiatan ditutup oleh pembawa acara pada pukul 11.45 WIB. Seluruh peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yang berlangsung tertib dan lancar. (abb)